BELITUNG TIMUR, ONEKLIKNEWS.COM – DPD Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Provinsi Babel melakukan penandatangan Memmorandum of Understanding (MoU) dengan Desa Wisata Burong Mandi Belitung Timur dan Desa Wisata Kreatif Terong Belitung, Rabu (14/4/2021).
Penandatanganan nota kesepahaman ini ditandatangani langsung oleh Ketua ASPPI DPD Babel Indah Permata Sari dengan Kades Desa Burung Mandi Sudarsono dan Ketua Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Desa Terong Agnesvalvo Hardian.
Penandatanganan MoU ini merupakan merupakan implementasi ASPPI dalam program Pendampingan Desa Wisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Kemenparekraf).
Desa wisata Burong Mandi dan Desa Wisata Kreatif Terong merupakan bagian dari 67 desa se-Indonesia yang dipilih dari Kemenparekraf. Dengan penandatanganan ini, desa wisata tersebut bisa bekerjasama dengan ASPPI dalam peningkatan SDM dan lainnya.
“Pendampingan tidak akan mengubah tatanan yang sudah ada, tetapi akan dilihat apa yang dibutuhkan oleh desa. Misalnya butuh pendampingan pemandu wisata supaya lebih profesional,” kata Ketua ASPPI DPD Babel Indah Permata Sari.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Belitung Timur Evi Nardi yang turut menghadiri acara penandatanganan MoU ini di Kantor Desa Burung Mandi mengatakan, program pendampingan ini mendorong desa wisata menjadi desa mandiri.
Senada juga disampaikan Kades Burung Mandi Sudarsono yang sangat antusias menyambut MoU ini. Pihaknya menginginkan desa wisata lebih maju dan berbeda dari desa wisata lainnya.
“Selama ini belum jalan sebagaimana yang diinginkan. Harus lebih didorong lagi, agar lebih maju dan dikenal dari wisatawan,” ujar Sudarsono.
Kades Terong Suhaimi juga menyambut baik adanya penandatanganan MoU ini. Bahkan dirinya menerima dengan senang hati untuk kemajuan desa ini agar berkembang lagi lebih baik.
“Karena pembinaan sumber daya manusia sangat dibutuhkan. Perlu orang-orang profesional hadir di desa wisata,” tutur Suhaimi.
Wakil Ketua DPP ASPPI Agus Pahlevi menyebutkan dari 700 desa wisata yang dipilih se-Indonesia, mengerucut menjadi 244 dan akhirnya menjadi 67 desa wisata. Kemenparekraf menggandeng 14 asosiasi pariwisata dan 20 akademisi untuk melakukan pendampingan, salah satunya oleh ASPPI.
Namun pendampingan akan disesuaikan dengan kebutuhan desa tersebut, seperti Desa Wisata Burong Mandi membutuhkan pendampingan di homestay dan restoran.
“Jadi akan disesuaikan. Sebab ASPPI adalah organisasi profesi, anggotanya dari berbagai kalangan dunia pariwisata yang memiliki kompetensi dibidangnya. Ada dari hotel, toko oleh-oleh, travel agent, pemandu wisata, airlines,” ucap Agus Pahlevi. (*/dit)